Powered By Blogger

Selasa, 07 Desember 2010

JURNAL

Kajian Modal Usaha Kecil Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Usaha Untuk Menghadapi Era Pasar Bebas di Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN

Usaha kcil di indonesia di era reformasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang perekonomian. Banyak usaha besar pada saat ini mengalami keerpurukan sebagai akibat resesi ekonomi berkepanjangan, justru usaha kecil semakin bergairah untuk berkembang, ssecara kuantitatif dapat dibuktikan dari pemerataan usaha dan peluasan lapngan kerja, yang berkmbang dari 1.755.000 unit usaha tahun 1997 menjadi 2.143.500 unit usaha pada tahun 1999, semantara jumlah tenaga kerja yang diserap juga meningkat dari 5.308.800 orang tahun 1997 menjadi 10.113.600 orang pada tahun 1999. Lebih jauh lag jika dilihat dari sumbangannya pada ekspor non migas yaitu dari 102 juta dollar Amerika tahun 1998 terus naik menjadi 136,8 juta dollar Amerika paada akhir tahun 2001, secara presentase rata-rata kenaikan nilai ekspor usah kecil meningkat dengan 30,5 % per tahun.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha kecil di Bandar Lampung khususnya usah kecil di Bandar lampung hampir sam dengan yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional., yaitu kesenjangan antara usaha menengah dan usaha besar makin melebar. Usaha kecil di Bandar Lampung umumnya lemah dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal termasuk modal kerja, kelemahan manajemen, dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.kondisi ini telah ditelusuri lebih jauh merupakan suatu sistem manajemen, ini berarti bahwa manajemen usaha kecil itu merupakan suatu sistem sehingga salah satu sistem ini terganggu akan dampak serius pada sistem secara keseluruhan. Ini jelas apabila usaha kecil itu lemah dalam modall kerja akan berdampak serius pada keunggullan bersaing baik baik secara lokal apalgi dalmenghadapi persaingan di pasar bebas, apakah versi AFTA atau secara global.

II.. PEMBAHASAN

  1. Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan berdasarkan dari putaran modal kerja dan realisasi volme penjualan, dapat dilihat dari 2 tabel berikut :

Hasil perhitungan berdasarkan manajemen modal kerja uaha kecil

Jenis Usaha

Modal Kerja Yang dioperasikan/hr (Rp)

Volume penjualan yang dicapai/hr (Rp)

Jumlah hari perputaran modal kerja ( satu tahun)

Jumlah kebutuhan modal kerja seharusnya/hr (Rp)

Keripik singkong

12.916,67

45.833,33

68,74

24.034,90

Tanaman hias

60.130,56

68.299,44

109,42

77.360

Tukang jahit

23.826,38

45.500,-

223,80

73.811,95

Warung P&D

12.288,89

16.666,67

158,68

37.811,95

Restoran

142.502,78

366.666,67

443,76

283.937,26

Toko mebel

599.291,67

744.444,44

557,87

480.398,66

Apotik kecil

223.611,11

291.666,67

338,76

309.953,95

Kerajinan Bambu

26.112,50

46.666,67

390,28

16.448,29

Usaha ikan asin

12.715,28

20.000,00

189,64

109.301,33

Bengkel motor

31.805,56

56.666,67

590,45

123.126,43

Bengkel mobil

321.875.-

388.888,89

236,67

591.540,96

Toko kue

21.405,14

60.750,45

36,11

36.471,58

Toko manisan

70.711,11

104.877,78

466,43

80.946,77

Katering

113.548,28

154.444,44

169,26

328.488,72

Kerupuk ikan

82.288,89

113.194,44

208,53

195.415,52

Hasil dari riset terhadap 15 usaha kecil yang beroperasi di Bandar Lampung setelah di uji berdasarkan rumusan yang membagi total penjualan dengan lamanya hari rata-rata perusahaan kecil atau 87% usaha kecil di Bandar Lampung umumnya belum optimal dalam penggunaan modal kerjanya.

Kelemahan ini umumnya karena lemahnya manajemen modal kerja sebagai akibat dari banyaknya keterbatasan sumberdaya dari usaha kecil itu sendiri, diantaranya banyak perusahaan harus menalang atau menggunakan persekot uang muka dalam pengadaan persediaan untuk menjaga stabilitas produksi. Sehingga banyak usaha kecil memiliki tingkat perputaran persediaan yang rendah. Kelemahan ini juga disebabkan dengan adanya keterbatasan modal usaha. Kemampuan untuk mengguanakan sumber dana dari bantuan Bank, KUK dari Koperasi atau instansi oemerintah umumnya masih jarang. Akibatnya banyak usaha kecil berjalan seadanya dan orientasi usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Kajian Berdasarkan Manajemen Strategi

Hasil perhitungan berdasrkan tabel diatas dapat dijadikan dasar kajian lingkunagn usaha kecil, ditambah dengan fakta lingkungan yang ada pada usaha kecil sekarang dan prediksi di masa yang akan datang.

Kekuatan usah kecil di Bandar Lampung berdasarkan kajiian hasil survei ada tiga pilar yaitu :

  1. setiap usah kecil umumnya memiliki kontribusi margin yang tinggi berkisaa-rata antara 41%, ini menunjukan bahwa usaha kecil ini secara bisnis masih cukotensial kalau dikelola dengan benar.
  2. rata-rat pengusaha kecil ini memiliki keuletan dalam berusaha karena dorong oleh motivasi untuk mempertahankan hidup secara mandiri.
  3. selain itu kekuatan lain adalah hampir semua produk yang ditawarkan oleh usaha kecil dapat diterima pasar lokarena itu sampai saat ini masalah penjualan tetap baik.

Kelemahan usaha kecil di Bandar Lampung berdasarkan survei terdiri daribermacam-macam yaitu :

  1. masih rendahnya pengetahuan mengenai modal kerja, sehingga mereka belum sadar dan sungguh-sungguh mengatur penagihan piutang, mengatur persediaan, termasuk sulitnya mengatur antara kebutuhan usaha dan kebutuhan rumah tangga
  2. kelemahan ini hampir dilakukan oleh setiap usah kecil sebagai akibat rendahnya SDM yang ada, yaitu ketrampilan berbisnis secara profesional.

Peluang usaha keci di Bandar Lampung diantaranya maasih terbuakanya peluang untuk menggarap pasa lokal mapun non lokal, dan tingginya dukungan pemeriny melalui binaan manajemen ataupun bantuan modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha kecil..

Ancaman usaha kecil kedepan antara lain, datang dari semakin ketatnya persaingan baik secara lokal maupun global. Ancaman datang di era pasar bebas adalahsemakin cepatnya trend atau perubahanmode yang brpengaruh pada erubahan selera konsumen.. selain itu ancaman datang dari peningkatan mutu dan pelayanan sebagai kibat adanya oerkembangan teknologi produksi yang baru.

Tindakan atau strategi jangka pendek

  1. meperbaiki modal kerja, dengan cara meningkatkan pengetahuan mengenai modal kerja, cara mengatur persediaan, cara mengatur piutang, cara mengatur seluruh kebutuhan operasional termasuk melakukan efisiensi usaha.
  2. Melakukan peningkatan dengan supplier lokal sehingga terjalin harmonisasi hubungan dan kontinyunitas pemasokan dapat terjamin sesuai dengan kebutuhan.
  3. Melatih SDM agar mampu menguasai ketrampilan bisnis modern dan mampu menyerap binaan atau bantuan modal kerja dari pemerintah yang disalurkan melalui Bank atau dana KUK.

Tindakan Jangka Panjang adalah :

  1. Berusaha untuk mengganti teknologi yang ada dengan teknologi yang ada dengan teknologi yang barusesuai dengan kemajuan jaman.
  2. Strategi inovasi menjadi andalan utama, sehingga mampu membaca kebutuhan pasar dengan cepat.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil perhitungan kebutuhan modal kerja berdasarkan besaran pencapaian volume penjualan umumnya hampir menunjukan 87%, usaha kecil itu menggunakan modal kerjanya secara berlebihan.

Efek dari buruknya manajemen modal kerja ini juga berpengaruh pada kemampuan bersaing dari usaha kecilsehingga jika ini diteruskan tanpa dicari solusi tidak tertutup kemungkinan akan berpengaruh pada keberadaan dan daya saing usaha kecil di masa yang akan datang terutama di era AFTA ataupun era Global.

B. Saran

Dianjurkan kepada semua pihak yang terkait dimulai dari departemen atau dinas perindustrian, Koperasi, dan UKM atupun instansi yang terkait, untuk melakukan binaan manajemen modal kerja dan teknik mengakses modal serta peningkatan wawasan SDM usaha kecil mengenai ketrampilan bisnis modern, sehingga dapat mengikuti perkembangan pasar dan perubahan selera konsumen secara tepat dan cepat.

Memperbaiki modal kerja dengan memperhatiakan lebih intensif pada persediaan piutang sehingga dapat efektif dimanfaatkan sebagai bagian dari modal kerja yang bdapat memnnperbaiki kinerja modal kerja.

Usaha kecil perlu mengikuti pelatihan SDM khususnya untuk mnembah wawasan bisnis modern.

Berusaha mengganti teknologi dengan teknologi yang modern sesuai ddengan kemajuan zaman. Mengembangkan inovasi produk sebagai keunggulan bersaing di er AFTA ataupun era global.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Bernard W.Taylor III, Intoduction to Management Science. Virginia: Pearson Education- Prentice Hall,8th ,ed

Bill Scott,1997. The Skill off Communicating. Engl;and : Wildwood House.

Collin and Devana, 2001. the Portable MBA. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Indra Ismawan,1999. Menghapus Kesenjangan: Makalah Seminar Pembinaan UsaHA Kecil. Jakarta, September 21.

Iban Sofyan,2000. Konsep Aplikasi Manajemen Keuangan. Bandar Lampung: Penerbit Lamda Sains.

Kenoichi Ohmae,1996. managing in boarderless World. New York: Harvard University Review.67,p 153.

Keown, David,Martin, and Petty, 2000. basic Financial Management, Virginia:Prentioce-Hall,Inc,9th-ed.

Levi and Sarnat,1983. Capital Investment and Financial Decisions. Singapore: Prentice Hall international.

Puji Wahono,2000. Kunci Pengembangan Usaha Kecil: makalah Seminar KerjaSama Antar Lembaga , Jakarta, 23 April.

Steiner, George,1989. Starting A Succesfull Small Bussines. Great Britain: Kogan Page Limited.

Suryadi Sudirja,2000. faktor Penghambat Pengembangan Usaha Kecil: Makalah Seminar Antar Instansi, Jakarta, 19 Juni.

Richard E. Feinbergf_valerina Kallap,200. perbankan Komersil, di Dunia Ketiga, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Vanhorn, 2001. Fundamentals of Financial Management. New Jersey : Printice Hall, Inc. Weston and Copland, 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar